Kamis, 29 Mei 2008

Demonstrasi....

Demonstrasi...
Hari-hari belakangan ini berita di layar kaca maupun koran dihiasi aksi demonstrasi, tiada hari tanpa demonstrasi, baik itu dari mahasiswa, organisasi masyarakat, dll. Temanya pun beda2, ada yang menolak kenaikan BBM (padahal bbm sudah naik), menolak BLT, permintaan ganti rugi korban lumpur lapindo yg sudah 2 tahun, penolakan penggusuran,dsb. Caranya pun bermacam2, tergantung “intelektual dan moral” pendemo, ada yang demo dengan santun bahkan sambil tertawa-tawa, tapi ada juga demo yang brutal sampai merusak fasilitas umum.

Aku akan mengomentari demonstrasi yang brutal yang ironisnya dilakukan oleh “kaum intelektual”, calon pemimpin masa depan Negara ini, yaitu MAHASISWA. Terus terang sebagai mahasiswa aku merasa malu dan geram dengan ulah sebagian mahasiswa yang melakukan demonstrasi dengan brutal, anarkis dan tindakan tidak terpuji lainnya. Katanya mereka melakukan demo “demi rakyat”, tapi kok yang mereka lakukan malah menyusahkan rakyat. Seperti yang terjadi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta beberapa hari lalu. Dengan merasa tidak bersalah mereka menutup jalan umum. Apa yang terjadi? Tentu saja para pengguna jalan itu terganggu aktivitasnya, karena jalan itu merupakan akses menuju sekolah, tempat kerja,dsb.
Masih berhubungan dengan mahasiswa dari perguruan tinggi diatas. Pada hari berikutnya mereka terlibat dengan tawuran dengan perguruan tinggi di dekatnya. Sungguh ironis. Sebenarnya masih banyak lagi contoh demo mahasiswa yang brutal dan anarkis.
Akibatnya apa? Sebagian masyarakat yang terganggu dengan ulah sebagian mahasiswa itu jadi kesal dan geram, dan akhirnya ada cap buruk pada diri mahasiswa oleh masyarakat.
Menurutku, mereka seharusnya “ngaca dulu” alias introspeksi diri sebelum mengkritik orang lain. Siapa aku ? Apakah aku sudah berbuat baik, sehingga aku berani menganggap orang lain jelek? Apa yang sudah aku lakukan untuk bangsa ini? Dan pertanyaan2 untuk diri sendiri lainnya. Sesuai dengan kata pepatah, “air kotor tidak akan bisa digunakan untuk membersihkan kain yang kotor, yang terjadi adalah kain itu tidak akan bersih bahkan akan bertambah kotor. Jadi, airnya harus dibersihkan dulu baru digunakan untuk membersihka kain tersebut”.

Bagaimana pemerintah mau menerima aspirasi mahasiswa brutal yang suka tawuran? Benarkah mereka benar-benar melakukan aksi demi rakyat? Atau hanya sekedar emosi belaka?

Sebenarnya masih banyak banget “unek-unek” yang mau aku keluarkan tentang demo mahasiswa akhir-akhir ini, tapi memang sulit mengungkapkan apa yang ada di pikiran ke dalam tulisan. Mungkin aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata….. , seperti kata basejam. Loh, kok jadi nyanyi...he2...

Ketika komentar diatas aku sampaikan pada salah seorang temanku yang merupakan seorang aktivis dikampusnya, terjadi salah paham. Dia menganggap aku sinis dan menganggap kalau aksi itu ngga ada gunanya. Sekali lagi ini salah paham, aku sama sekali tidak bermaksud begitu. Aku cuma kecewa saja ketika melihat sebagian teman2 mahasiswa yang demo dengan anarkis. Dengan dalih membela rakyat mereka menghalalkan segala cara. Aku tidak menggeneralkan kalau semua demo mahasiswa itu anarkis dan brutal. Aku juga tidak anti dengan yang namanya aksi atau demonstrasi. Terus terang aku salut dengan kelompok baik itu mahasiswa atau kelompok masyarakat yang dalam demonstrasinya tetap santun, tertib dan aman, serta tidak mengganggu masyarakat dan merusak fasilitas umum. So, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu ya ukhti... Keep smile (^_^).

Menurutku, demo bukanlah satu-satunya cara dalam menyampaikan aspirasi pada pemerintah. Masih banyak cara lain kok, misalnya dialog. Dengan dialog, aku rasa akan ada tukar pikiran antara mahasiswa atau masyarakat dengan pemerintah. Dalam dialog ini, perlu dihadirkan pakar di bidang tertentu sesuai dengan tema yang akan didialogkan, misalnya ekonomi, keuangan, teknologi, dll.
Dengan cara diatas, mudah2an akan ditemukan solusi dari suatu masalah, karena didiskusikan dengan ahlinya.
Saat ini, banyak orang yang tiba-tiba menjadi ”pakar”, misalnya tidak tahu apa-apa tentang minyak tapi ngomong minyak panjang lebar sampai mulut berbusa padahal semuanya omong kosong alias sok tahu. Tentu saja hal ini tidak akan menyeleaikan masalah tapi akan menambah kekacauan dan masalah baru. Mungkin ini yang menyebabkan terjadinya demonstrasi yang brutal dan anarkis. Mungkin lho...

Terakhir, aku cuma mo berpesan pada diri sendiri atao yang baca tulisan ini. Jangan terlalu ikut campur sesuatu apa yang sama sekali kita tidak ketahui, karena hal itu hanya akan menambah masalah.

So, tetaplah semangat. Lakukan yang terbaik untuk bangsa ini...!
HIDUP MAHASISWA INDONESIA...
HIDUP INDONESIA

Salam Perdamaian... Anti kebrutalan dan anarkis...

Tidak ada komentar: