Kamis, 30 April 2009

Masih perlukah UAN...???

Mumpung deket2 hari pendidikan ni, mo mengungkapkan sedikit unek – unek tentang pendidikan, terutama tentang Ujian Akhir Nasional (UAN).

UAN merupakan hal yang sudah berlalu bagiku, udah lama banget. Dulu aku cukup deg-degkan ketika menjelang UAN, terutama ketika UAN SD dan SMP (dulu namanya EBTANAS). Karena pada waktu itu selain pengen lulus, tapi juga pengen dapet NEM tinggi supaya waktu mau masuk SMP & SMA dapet sekolah unggulan/favorit. Tapi pas UAN SMA, cara menghadapinya beda. Saat itu aku lebih santai karena sudah tahu kalau buat masuk kuliah gak perlu NEM, yang penting lulus SPMB. Masih ingat pas malam2 UAN waktu itu, aku dan temen2 malah ngobrol & ngerumpi, maklum anak asrama jadinya ngumpul semua, sampai2 dimarahi guru. Sebagian besar temen2 waktu itu tidak punya target NEM yang tinggi, yang penting lulus, UAN dianggap sebagai try out SPMB. Kecuali beberapa temen yang punya niat tulus untuk dapat NEM tinggi supaya rata-rata NEM sekolahnya juga tinggi, he..he... Dan hasilnya pun kalau tidak bisa dibilang memuaskan ya tidak terlalu mengecewakanlah, tepatnya nilaiku waktu itu pas-pasan, he3...

Minggu – minggu ini merupakan minggu yang menentukan buat para pelajar kelas VI, IX dan XII. Ya, minggu2 ini merupakan minggunya UAN, ujian akhir nasional. UAN merupakan momok bagi sebagian pelajar, karena 3 kata inilah yang “menentukan masa depan” mereka. Sehingga ketika akan menghadapi UAN, banyak hal-hal yang dilakukan supaya lulus UAN. Ada yang belajar mati-matian, ada yang mengadakan doa dan dzikir bersama sampai nangis2, tapi ada juga yang santai - santai saja (karena sudah siap atau malah pasrah, he3...), bahkan mungkin ada juga yang mendatangi paranormal alias dukun supaya dapat mantra lulus ujian seperti yang dilakukan Mahar cs. dalam novel Laskar Pelangi, ha..ha.... Yang jelas apapun akan dilakukan asal LULUS UAN, seolah – olah dengan UAN merupakan standar kesuksesan seorang siswa.

Beragam polah dalam “persiapan” untuk menghadapi UAN, beragam tingkah polah juga ketika hasil UAN sudah diketahui. Bagi yang lulus, ada yang bersyukur, ada yang biasa – biasa aja, tapi ada juga yang sangat emosional, mulai dari menangis sampai melakukan tindakan – tindakan bodoh seperti corat – coret pakaian, muka, rambut, terus konvoi dengan kendaraan bermotor, mengacaukan lalulintas dan tindakan2 merusak lainnya. Sedangkan bagi yang tidak lulus, ada yang menyikapi dengan sabar, tapi ada juga yang sangat emosional, mulai dari menangis, meraung-raung, pingsan, bahkan bagi yang tidak kuat iman ada juga yang melakukan aksi bunuh diri. Sangat memprihatinkan. Inikah profil pendidikan kita??? Hmm...

Banyak yang bilang kalau sistem pendidikan di Indonesia harus diubah, terutama masalah syarat kelulusan. Aku tidak terlalu mengetahui masalah sistem pendidikan, tapi menurutku syarat lulus SD,SMP dan SMA yang hanya ditentukan oleh nilai UAN sesuai standar tertentu, rasanya sangat tidak fair atau tidak adil. Ada siswa yang berprestasi seperti juara olimpiade sains tidak lulus karena nilai UANnya tidak memenuhi standar, ada juga yang sudah diterima di Perguruan Tinggi ternama harus menunda keinginan kuliahnya karena sebab yang sama. Kasihan sekali mereka, korban sistem.

Masalah-masalah yang timbul yang berhubungan dengan UAN juga sangat banyak. Mulai dari kecurangan2 sebelum, ketika dan sesudah UAN, korupsi, jual beli soal dan jawaban, dan sebagainya. Selain itu ada juga pengubahan nilai UAN karena sebab tertentu. Mengenai hal ini, aku jadi inget waktu setelah UAN dulu. Waktu itu ada istilah konversi nilai UAN, jadinya nilai UAN suatu sekolah dikurangi yang kemudian digunakan untuk menambah nilai di sekolah lain supaya siswanya lulus. Hal ini tentu saja menimbulkan protes, waktu itu temen-temenku mengajukan protes bahkan sampai ke DPRD, tapi hasilnya nihil, mungkin karena nilainya sudah tertulis di ijazah atau karena alasan lain. Waktu itu aku tidak terlalu tahu persis bagaimana kejadiaanya, karena waktu itu aku sudah merantau ke ngayogyokarto. Sekali lagi, inikah profil pendidikan kita??? Hmm...

So, masih perlukah UAN dilaksanakan??? Haruskah sistem pendidikan kita dirubah??? Bagi para pakar pendidikan atau calon pakar pendidikan, jawab ya!!! He..he... PEACE!!! (^_^)

Sabtu, 11 April 2009

About Obama again...

Beberapa bulan lalu, aku menuliskan sesuatu tentang Obama di blog ini. Isinya kurang lebih mengenai “keherananku” terhadap sikap beberapa rakyat Indonesia yang “tiba – tiba” menjadi pengagum Obama, menjadi sok akrab dengan Obama dan sebagainya. Mungkin memang sangat subjektif, tapi menurutku ada benarnya. Obama dianggap bisa menyelesaikan semua masalah, terutama Islam dengan barat, inilah harapan sebagian tokoh dan rakyat dunia. Bagaimanapun juga Obama tetaplah Obama, Amerika tetaplah Amerika, yang dalam waktu dekat ini menurutku sangat sulit “bersahabat” dengan bangsa Islam. Tidak selayaknya umat Islam berharap pada tokoh seperti Obama. Ini bukan masalah suka atau tidak suka, tapi lebih prinsipil lagi...

Berikut salah satu artikel yang menunjukkan siapa sebenarnya Obama. masih banyak artikel2 sejenis yang dapat dilihat di website ini. www.eramuslim.com.

Gaza: Kebohongan Pertama Obama
Bom dan rudal Israel yang terus menggempur langit Gaza sebenarnya bukan hanya kematian dan terror terhadap rakyat Palestina di tahun 2009 ini, tapi juga merupakan sebuah kelanjutan dari rentetan peristiwa berdarah di masa lalu. Mulai dari tragedi Nakba yang terjadi mulai tahun 1948 sampai perang tahun 1967, invasi Israel ke Lebanon 1982 dan 2006, sampai holocaust di Jenin. Dan serangan Israel ke Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009 merupakan bentuk pertama Barack Obama, tentang bagaimana sebuah kebohongan dimulai.

Sebelum menduduki kekuasaannya di Gedung Putih, Obama harus menghadapi kenyataan bahwa puluhan dan bahkan ribuan orang di Kairo, Beirut, Amman, Doha, Paris, Athena , London, Berlin, Paris, Roma, Istanbul, Sydney dan ibokota negara lainnya turun ke jalan, dengan kemarahan yang sama terhadap AS. Tidak seperti presiden AS lainnya yang setidaknya untuk basa-basi mengkritisi Israel. Obama diam seribu bahasa. Kalimat pendeknya, “Tewasnya warga sipil Gaza merupakan sumber dari perhatian kita,’ ujar Obama. Lalu, Obama dicerca dan dipandang hina dina,dan dikritik habis-habisan oleh hampir semua orang dan media di negeri itu.

Yang paling buruk adalah komentarnya ketika ia berkampanye di Sderot Juli 2008 silam, “Jika ada yang menghujani roket ke rumah saya, dan ketika itu kedua orang puteri saya tengah tertidur, saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk menghentikan mereka.”,ucap Obama. Ucapan ini diartikan sebagai lampu hijau dari Obama bagi Israel untuk melakukan pembantaian di Gaza. Lewat Hillay Clinton—Menteri Luar Negeri AS yang akan datang—Obama mengatakan, “Saya mengerti dan sangat bersimpati terhadap niat Israel dalam mempertahankan diri dalam situasi seperti ini”. Banyak pengamat memprediksi bahwa inilah potret sejati dari sang presiden AS yang baru. Ia tak lebih merupakan 'pion' baru Zionis-Israel. Apalagi, pos-pos strategis di pemerintahan diserahkan kepada tokoh Yahudi, yang dulu duduk di kabinet Bill Clinton, termasuk Lawrence Summer, yang menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (NEC).

Namun, jika Obama bermaksud untuk mempertahankan kepercayaan pemilihnya, bahwa kepemimpinannya adalah perubahan besar untuk AS dan dunia, dia harus mampu membuat AS meyakinkan dunia. Obama harus memberikan sinyal dan perintah tegas, kekejaman Israel harus dihentikan. Dia harus berbicara jujur bahwa sejarah bangsa Yahudi hanya selalu menciptakan permusuhan dan pembunuhan. Dan, nampaknya Obama akan menjadi 'pion' baru Zionis-Israel, yang akan ikut menciptakan kekacauan baru di dunia.