Jumat, 18 Maret 2011

Tour The Derawan & Kakaban Island

“Masak udah 1 tahun lebih kerja di Berau tapi belum pernah ke Derawan”, begitulah kira2 perkataan temanku waktu itu. Hmmm.., bener juga ya, teman-temanku yang di Jawa aja banyak yang pengen ke Derawan, namun karena jauh meraka jadi agak susah untuk datang, sedangkan aku kan lagi di Berau, nggak jauh dari Derawan, masak belum pernah ke Derawan, rugi sekali dong. Lalu aku pun mulai mencari-cari teman untuk pergi kesana, tentunya teman yang waktu cutinya bersamaan. Seorang teman pun mengusulkan Bulan Agustus untuk ke sana, sebelum puasa. Yah, masih lama, kalau terlalu lama direncanakan biasanya malah nggak jadi. Mudah-mudahan rencana ini benar-benar terlaksana.
Singkat cerita, tidak harus menunggu bulan Agustus, kami pun bersepakat untuk pergi ke Derawan waktu cuti bulan Maret ini. Pada awalnya ada 5 orang yang mau berangkat, namun karena sesuatu dan lain hal, jadi tinggal 3 orang. Padahal 5 orang ini merupakan jumlah yang pas, bahkan sangat pas. Oya, sekedar informasi, kalau mau pergi ke Derawan dengan menghemat biaya, berangkatlah 5 orang. Karena 5 orang ini jumlah maksimal penumpang dalam speedboat, walaupun cuma 1 orang bayarnya sama dengan isi 5 orang, karena speedboat di Derawan sistemnya nyewa, bukan trip reguler. 5 orang juga jumlah yang pas dalam 1 mobil sewaaan, tidak terlalu sempit, juga tidak terlalu kosong. Kecuali kalau mau bulan madu ya cukup berdua saja...:). Oke, kembali ke topik. Walopun Cuma 3 orang, tetep harus berangkat, karena kalau ditunda-tunda takutnya ntar malah nggak jadi-jadi, asal jangan berdua aja, ntar dikira bulan madu lagi, ha...ha....
Beberapa hari menjelang keberangkatan, ada sedikit masalah, temenku si Ibhe malah sakit, wah bisa batal ni rencana. Ternyata bukan cuma Ibhe yang sakit, si Aldo pun juga, katanya malarianya kambuh. Wah, bisa batal beneran ni kalau 2 orang itu sakit, nggak mungkin rasanya kesana sendirian, ntar malah plonga-plongo kaya orang bego, hilang di pulau. Waktu itu hanya bisa berharap, semoga kedua temanku itu cepat sembuh n bisa berangkat. 1 hari menjelang keberangkatan, kami pun turun ke kota. Si aldo kayanya udah sembuh, udah bisa ketawa-tawa dan katanya siap berangkat besok, lengkap dengan “peralatan tempurnya”, yaitu Nikon D-80nya, dan si ibhe pun pun walopun masih lesu katanya dia besok siap berangkat. Sip lah, jadi juga ke Derawan. :D
Ternyata masalah bukan terjadi menjelang keberangkatan aja, pas hari-H keberangkatan pun ada masalah, bahkan masalah ini hampir membuat semua rencana batal. Selasa pagi, ketika mobil yang kami sewa datang, ternyata demamnya si aldo kambuh, dia masih menggigil di atas kasurnya, padahal semalam sehat-sehat aja. Dengan perasaan kecewa, kamipun mempersilahkan mobil yang telah kami sewa untuk pergi, mungkin nanti dihubungi lagi kalau jadi berangkat. Kembali ke aldo, dia memang habis sakit malaria gara2 mapping, tapi udah sembuh bahkan sudah pulang dari mapping lagi. Mungkin yang kemaren belum benar-benar sembuh, jadi masih suka kambuhan. Kali ini sepertinya dia benar-benar nggak bisa berangkat, dia malah menyuruh kami berangkat berdua saja, plus minjemin kameranya untuk kami pake. Si ibhe nggak mau, daripada berangkat berdua lebih baik nggak usah sekalian aja katanya. Kalau aku sih sebenarnya nggak masalah berangkat berdua. Tapi yo weslah, mungkin kali ini memang belum waktunya. Terpikir apa yang harus kulakukan 3 hari di tanjung redeb, soalnya tiket pulang sudah terlanjur dipesankan hari jum’at, betapa membosankannya 3 hari kedepan. Si aldo akhirnya dibawa ke klinik perusahaan untuk pengobatan. Kata dokter, aldo harus benar2 istirahat dulu biar sakitnya cepat sembuh, jadi dia tidak boleh pergi-pergi dulu katanya. Wah, 3 hari ke depan benar-benar akan menjadi hari yang membosankan.
Tiba-tiba keajaiban datang, kira-kira selepas dzuhur si aldo nampak sehat, apalagi setelah makan bakso, bahkan diapun mengajak untuk berangkat sore harinya. Dengan perasaan kaget bercampur senang, aku menanyakan apakah si aldo benar-benar kuat berangkat, takut terjadi apa-apa nantinya. Dia pun meyakinkan kalau dia banar-benar kuat, mungkin dengan berangkat ke Derawan malah sembuh. Okelah kalau begitu, berangkaaaaatttt....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Perjalanan darat selama + 2 jam terasa sangat melelahkan, apalagi jalan dari Tanjung Redeb ke Lati banyak yang berlubang, naik turun pula. Negeri yang kaya sumberdaya alam kok jalan utamanya banyak berlubang. Untungnya, dari lati ke Tanjung Batu cukup bagus, bahkan sangat bagus kalau dibanding jalan2 lain di Berau. Kata sopirnya sih jalanannya masih baru, selain itu juga jarang kendaraan berat yang lewat, makanya jalannya masih relatif mulus. Sampai di Tanjung Batu, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan speedboat kecil. Perjalanan ini memakan waktu + 30 menit. Ah, menyenangkan sekali sore-sore menyebrangi lautan naik speedboat, walaupun jadi gosong... Derawan... I’m coming...
Ini dia kenampakan Pulau Derawan...



Saking asyiknya menikmati pemandangan laut, 30 menit terasa begitu cepat, pulau Derawan pun sudah ada di depan mata. Ah, akhirnya kesampean juga menginjakkan kaki di Pulau Derawan, walaupun awalnya hampir dibatalkan. Sesampai di Derawan sudah sore, jadi kami langsung mencari penginapan, cari yang murah meriah saja. Untungnya kami ke sini bukan pas waktu liburan, jadi penginapan banyak yang kosong, kalau pas liburan biasanya penuh, harus pesan jauh2 hari sebelumnya. Oya, karena bukan hari libur, nampaknya wisatawan lokal yang menginap di resort ini cuma kami bertiga, yang lain bule semua. Ah, istirahat dulu, persiapan buat besok...

Pagi pertama di Derawan, kami sudah siap-siap sejak pagi, apalagi si aldo yang mau hunting foto sunrise. Pagi-pagi jalan di pantai asyik juga, udara pagi bikin suegerrr... setelah sekitar setengah jam menunggu, ternyata indahnya sunrise gagal kami lihat, dikarenakan awan kelabu yang menggayungi langit Derawan, mentari pun malu-malu menampakkan wajahnya. Bahkan setelah itu bumi Derawan pun diguyur hujan. Karena tempatnya emang sudah indah, walaupun mendung ya tetep saja indah, so sesi foto-foto pun berlanjut... :D. Siang sampai sore, diisi dengan bermain-main di pantai dengan anak-anak, diving, snorkling, bermain dengan penyu. Ah, indahnya alam bawah laut.
ni foto-foto di sekitar derawan...


pagi hari di derawan...


menyusuri pantai...


berfoto dengan akamsi (anak kampung sini)


alam bawah laut...




Seorang teman mengatakan, rugi kalau udah ke Derawan tapi nggak ke pulau-pulau disekitarnya. Di sekitar Pulau Derawan ini terdapat pulau-pulau lainnya yang nggak kalah eksotis, seperti Pulau Maratua, Sangalaki dan Kakaban. Ketiga pulau tersebut memiliki ciri khas keindahannya sendiri-sendiri. Pengennya sih mendatangi semuanya, tapi karena waktu yang terbatas, kami memutuskan untuk mengunjungi Pulau Kakaban saja. Pulau Kakaban ini terkenal indah akan pantainya, dibawah lautnya terdapat terumbu karang yang sangat indah, cocok buat diving atau snorkling. Namun, yang tidak ada duanya, ditengah-tengah pulau Kakaban ini terdapat sebuah danau air asin yang di dalamnya banyak terdapat ubur-ubur. Yang lebih unik lagi, ubur-ubur di Danau Kakaban ini tidak menyengat (nyetrum). Ubur-ubur yang tidak menyengat ini hanya ada di 2 tempat di dunia, satu di Kakaban ini dan satunya lagi di Republik Palau, Kepulauan Pasifik. Wah, benar-benar mengagumkan, tidak sabar rasanya menjadi temannya spongebob, berburu ubur-ubur...
Masalah ternyata bukan Cuma sebelum pemberangkatan, tapi ketika sudah sampai di Derawan pun rasanya masalah belum mau juga beranjak. Kali ini masalahnya berhubungan dengan budjet alias money. Karena ada beberapa kegiatan di luar rencana, uang tunai kami sudah menipis, dan di sini nggak ada ATM. Dapat pelajaran lagi, kalau pergi berwisata ke daerah yang tidak tersedia Bank atau ATM, jangan bawa uang tunai yang benar-benar mepet, siapa tahu terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Keberangkatan ke Kakaban pun terancam batal, wah rugi deh. Setelah diatur2 budjetnya, akhirnya diputuskan untuk tetap pergi ke Kakaban dengan mengorbankan anggaran transport pulang. Transport pulang bisa dibayar di Tanjung Redeb nanti, disana kan udah ada ATM, sip lah. Rencana besok untuk pergi ke Pulau Kakaban pun sudah beres. Pagi hari, saat aku akan jalan-jalan lihat sunrise, sepertinya penyakitnya si aldo kambuh, dia kembali menggigil seperti ketika akan berangkat ke sini 2 hari lalu. Wah, terancam gagal lagi ni rencana ke Pulau Kakaban. Namun menjelang siang dia sudah agak baikan dan siap berangkat lagi, penyakit yang aneh.
Oya, di atas aku sudah nulis kalau di tempat ini banyak bulenya. Tiba-tiba terbersit ide cerdas untuk mengatasi masalah keuangan kami. Eits, bukan mau ngutang lho, apalagi nyuri bule-bule itu. Begini ceritanya. Kebetulan sehari sebelumnya ada sepasang bule yang baru datang, mereka cukup ramah. Pagi ini sambil minum teh, kami sedikit basa-basi ngobrol dengan mereka. Setelah itu baru ke pokok permasalahan. Kami menanyakan apakah hari ini mereka ada acara, mereka bilang hari ini mereka mau snorkling aja. Wah, kebetulan ni, lalu kami tawarkan untuk bersama-sama ke Kakaban dengan patungan biaya transportnya. Mereka setuju, bahkan sangat senang sekali ketika kami akan pergi ke Kakaban, ternyata mereka sudah cukup tahu info tentang Pulau Kakaban dengan danau dan ubur-uburnya. Amazing, katanya. Okelah kalau begitu, mari bersiap-siap.
Sambil menunggu speedboat dan makanan, aku bercerita-cerita dengan salah satu bule itu, tentunya dengan bahasa inggrisku yang amburadul, nggak tau dia paham apa nggak yang aku omongin, he...he... Oya, bule2 itu merupakan sepasang kekasih dari London, Inggris, namanya James & Amy. Mereka berumur 28 & 29 tahun, masih cukup muda. Hal yang sangat menarik dari cerita si James adalah bahwa mereka berdua liburan selama 7 bulan, hampir keliling dunia. Dimulai pada Bulan Januari, mereka memasuki asia barat, asia timur, lalu ke asia tenggara, habis dari Indonesia ini katanya langsung keTimor Leste, Australia, New Zealand dan terakhir Amerika, baru pulang ke Inggris pada Bulan Juli nanti. Benar-benar perjalanan panjang yang menyenangkan. Kapan ya bisa seperti mereka, wong diriku Indonesia aja belum khatam. Persiapan mereka mulai dari nabung dan segala macemnya itu katanya sekitar6-7 tahun. Wih, lama juga ya. Bule2 kalau mau liburan emang nggak nanggung2. Bagi mereka liburan ke luar negri itu sudah seperti kebutuhan pokok, jadi bener2 dipersiapkan secara matang. Kadang tidak peduli berapa banyak uang habis buat liburan, yang penting happy-happy. Seperti kata bule lain yang tinggal di sebelah kamar kami, dia bilang kalau liburan tapi masih mikirin takut uang habis atau apalah, mending nggak usah liburan sekalian. Kalau liburan ya liburan, lupakan masalah uang, nanti setelah pulang dari liburan baru mikir uang, kerja lagi cari uang, begete katanya.Hmmm, kayanya boleh juga tu prinsip si bule, he...he... Kembali ke si James tadi. Katanya dia sangat kagum pada Indonesia, alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah, biaya hidup yang relatif murah, dsb. Tidak seperti London, yang sumpek, macet, bising dan banyak polusi. “Indonesia is my favorite country, Indonesian people is very friendly”, begitulah kira-kira ucapannya waktu itu. Ya begitulah james, karena alamnya indah dan kaya, dari dulu sampai sekarang Indonesia jadi sasaran penjajah, karena orangnya terlalu ramah, walaupun kekayaan alam Indonesia dijarah bangsa lain, orang indonesia masih terlihat sumringah, walaupun sebenarnya sudah nangis darah, kelakuan pejabat-pejabatnya bikin pengen muntah. Ah, negeri ini emang negri para bedebah. Sebagai orang Inggris tentu saja James dan Amy menyukai sepakbola. Mereka menyukai klub-klub London karena mereka emang orang London. Si James merupakan fans berat Tottenham Hotspurs. Makanya ketika mendengar bahwa Spurs melaju ke perempat final Liga Champion dengan menyingkirkan AC Milan, dia sangat senang sekali. Sedangkan si Amy merupakan fans The Blues, Chelsea, sama kaya aku dong, he...he... setelah dari Derawan ini mereka katanya mau langsung ke Surabaya, Bali, Lombok, Pulau Komodo, baru ke Negara lain. Sebenarnya mereka ingin sekali pergi ke Sumatra, namun karena waktunya terbatas terpaksa ditunda dulu. May be nextime katanya. Okelah james, see you next time in Sumatra... See you next time in London...
Setelah semuanya beres, kami pun akhirnya meluncur ke Pulau Kakaban. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. 1 jam yang terasa lama, mungkin karena ingin cepat-cepat sampai jadinya terasa lama. Kira-kira 100 meter sebelum sampai Pulau Kakaban, terlihat betapa indahnya pulau itu, pantai dengan pasir putih, laut jernih yang banyak terdapat terumbu karang dan ikan, benar-benar indah ciptaanMu ini Ya Khalik. Tak henti-hentinya aku berdecak kagum, seindah-indahnya pantai di Jawa yang pernah aku kunjungi, rasanya kalau dibandingkan pantai di Kepulauan Derawan ini nggak ada apa-apanya. Pantai-pantai disini benar-benar bersih, asli dan eksotis. Bule2 itu juga tidak henti-hentinya berdecak kagum terhadap keindahan Kepulauan Derawan. Amazing, wonderful, exellent, itulah kata-kata yang sering mereka ucapkan. Sampai di Pulau Kakaban, kami langsung fokus pada tujuan utama, yaitu membantu spongebob berburu ubur-ubur, ha..ha... untuk pergi ke danau, kita harus menaiki tangga yang sudah disediakan. Kira2 jalan kaki 5 menit, kami pun sudah sampai di tempat yang sangat indah ini, danau Kakaban. Ayo spongebob dan patrick, kita berburu ubur-ubur!!!!!!
Meskipun belum puas dan memang tidak akan pernah puas, terpaksa kami meninggalkan danau dan ubur-uburnya. Menikmati pantai dan pemandangan lautnya, sayang ada yang agak “annoying” sedikit, 5 bule pada berjemur, he...he... agak heran juga kenapa bule-bule itu seneng banget berjemur, padahal cuaca lagi puanas banget. Dengan berat hati Pulau Kakaban pun kami tinggalkan dengan berjuta kesan yang mendalam terhadap pulau ini, see you next time Kakaban...
Ni dia penampakan kakaban dai isinya....



makan2 dulu...


bermain dengan ubur-ubur...


tangkap lagi..




puas setelah melihat alam bawah laut...



Waktu 2 hari memang bukan waktu yang cukup untuk mengelilingi Kepulauan Derawan, tapi lumayanlah, kali ini dapat 2 pulau, mudah-mudahan lain waktu bisa mengelilingi semuanya, amin...