Senin, 19 Oktober 2009

Kumpulan tips motivasi Mario Teguh

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

Senin, 24 Agustus 2009

Bercermin Diri (Sebuah Renungan)

Bercermin diri...

Tatkala kudatangi sebuah cermin...
Tampak sosok yang sangat lama kukenal,
Dan sangat sering kulihat,
Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap mata, nanar...
Hatiku bertanya,
Mata inikah yang akan menatap perahu kelezatan dan penuh kerinduan?
Menatap Allah, menatap Rasullulloh, menatap kekasih – kekasih Alloh kelak?
Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot, meleleh, terburai menatap bara jahanam?
Akankah mata atau nikmat maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap mulut...
Hatiku bertanya,
Apakah mulut ini yang kelak akan terdesah, penuh kerinduan, mengucap “LAAILAAHAILLALLAAH” saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukah mulut penghangus penghancur setiap usus?
Apakah gerangan yang kau ucapkan wahai mulut yang mangap?
Berapa banyak dusta yang kau ucapkan?
Berapa banyak hati - hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata semanis madu yang palsu, yang kau ucapkan untuk menipu?
Betapa jarangnya engkau jujur,
Betapa langkanya engkau menyebut nama Tuhanmu dengan tulus,
Betapa jarangnya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.

Tatkala kutatap wajah...
Hatiku bertanya,
Apakah wajah ini wajah yang kelak akan bercahaya, bersinar indah di syurga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam?
Akankah wajah ini berseri – seri, bersinar cerah ketika berjumpa denganMu?
Atau wajah yang akan suram, murung karena menanggung malu yang tak terkira?
Wahai wajah,
Betapa susahnya engkau tersenyum pada saudaramu,
Betapa mudahnya engkau bermuka masam pada saudaramu,
Betapa susahnya engkau bersedih, menangis, menyesali dosa-dosamu yang tak terhingga.

Tatkala kutatap tubuhku...
Hatiku bertanya,
Apakah tubuh ini yang kelak akan penuh cahaya, bersinar, bersuka cita, bercengkrama di syurga?
Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih di dalam lahar membara jahannam, terpanggang tanpa ampun,
Derita yang tak kan pernah berakhir. Naudzubillah...
Wahai tubuh,
Berapa banyak maksiat yang kau lakukan?
Berapa banyak orang – orang yang kau dzolimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba – hamba Allah yang lemah yang kau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak pintu pertolongan yang kau acuhkan tanpa peduli, padahal engkau mampu,
Berapa banyak hak-hak yang kau rampas,

Ketika kutatap tubuh,
Seperti apakah gerangan isi hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu?
Atau seburuk daki-daki yang melekat di tubuhmu?
Apakah hatimu segagah ototmu?
Atau sama dengan daun-daun yang mudah rontok?
Apakah hatimu seindah penampilanmu?
Atau sebusuk kotoranmu?

Betapa beda apa yang tampak dicermin dengan apa yang tersembunyi,
Betapa beda, beda sekali apa yang tampak dicermin dengan apa yang tersembunyi.

Oh...
Betapa kulihat selama ini hanyalah topeng belaka,
Betapa pujian yang berhambur hanyalah memuji topeng,
Betapa yang indah hanyalah topeng,
Sedangkan aku hanya seonggok sampah busuk yang terbungkus,
Aku tertipu, aku malu ya Alloh...
Aku tertipu...

Ya Allah, selamatkan kami yang hina ini...
Aamiin. Ya robbal’alamiin...

(By : Aa Gym, dengan modifikasi dan tambahan)

Minggu, 16 Agustus 2009

Kepompong Ramadhan

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Albaqoroh : 183)”

Beberapa hari lagi bulan yang sangat dinanti-nantikan akan segera tiba, yaitu bulan Ramadhan. Bulan ke-9 tahun hijriah ini merupakan bulan yang sangat istimewa, terutama bagi umat Islam. Bulan yang penuh keutamaan, pengampunan, keberkahan, dsb. Merugilah orang yang menyia-nyiakannya.

Bulan Ramadhan merupakan sebuah fase yang tepat untuk merubah diri atau metamorfosis, layaknya sebuah proses metamorfosis pada ulat. Sebelum Ramadhan mungkin diri kita sangat kotor, penuh dengan dosa-dosa yang tak terhitung jumlahnya laksana ulat yang berbulu, kotor, menjijikkan dan menakutkan. Memasuki bulan Ramadhan hendaknya kita benar – benar menjalani proses merubah diri menjadi lebih baik dengan banyak melakukan ibadah laksana ulat yang bermetamorfosis menjadi kepompong yang terlindungi dari suasana luar, dari bahaya luar, penuh konsentrasi untuk merubah diri. Setelah itu mudah-mudahan kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, laksana kepompong yang bermetamorfosis menjadi kupu – kupu yang cantik, menari dengan gemulai, enak dipandang, terbang kesana – kemari di taman bunga bermekaran yang indah dan harum.

Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan bulan ini dengan sebaik – baiknya, sehingga kita semakin dekat denganNya. Ya Allah, sampaikanlah kami pada Bulan ramadhan dan beri kami kekuatan untuk selalu istiqomah berada di jalan yang engkau ridhoi... aamiin.

Teruntuk orang yang sering melewatkan bulan ramadhan dengan percuma (especially for my self).

Selasa, 14 Juli 2009

Geologi dalam Peradaban Islam

Geologi merupakan cabang ilmu alam yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses asal mula terbentuknya bumi serta sejarah perkembangannya. Studi ini mendapat perhatian penting dari para ilmuwan Muslim di zaman kekhalifahan.

Ilmu ini dipandang memiliki kegunaan dan manfaat yang begitu besar. Betapa tidak. Geologi mampu membantu peradaban Manusia dalam menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, emas dan uranium.

Selain itu, studi yang dikembangkan para saintis Islam itu juga sangat membantu dalam menemukan zat mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti: asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium. Sejak era kekhalifahan, umat Islam telah mampu menemukan ladang minyak serta besi, emas dan lainnya.

Adalah ilmuwan Barat bernama Fielding H Garisson yang menyatakan bahwa studi geologi modern dimulai pada era kekhalifahan. Dalam bukunya berjudul History of Medicine, Garisson mengatakan, “Umat Islam di abad pertengahan tak hanya mengawali berkembangnya aljabar, kimia dan geologi. Namun, juga telah meningkatkan dan memuliakan peradaban.”

Abdus Salam (1984) dalam Islam and Science menyatakan bahwa Abu al-Raihan al-Biruni (973-1048 M) merupakan geolog Muslim perintis yang berjasa mendirikan studi geologi modern. Secara mendalam, ilmuwan Muslim abad ke-11 M itu menulis tentang geologi India. Al-Biruni melontarkan sebuah hipotesis bahwa anak benua India awalnya adalah sebuah lautan.

"Jika Anda melihat tanah India dengan mata sendiri dan mengamati alamnya, sebenarnya daratan India awalnya adalah laut,” papar al-Biruni dalam Book of Coordinates. Ia juga menuturkan bahwa keberadaan kerang dan fosil di wilayah negeri Hindustan menunjukkan bahwa kawasan itu adalah lautan yang kemudian meningkat menjadi daratan kering.

Berdasarkan penemuannya itu, al-Biruni menyatakan bahwa bumi secara konstan mengembang. Temuannya itu memperkuat pandangan Islam yang menyatakan bahwa bumi tak kekal. Teori bumi tak kekal yang dilontarkan al-Biruni itu berlawanan dengan keyakinan ilmuwan Yunani Kuno yang berpendapat bahwa bumi itu kekal.

Al-Biruni pun lalu menyatakan bahwa bumi juga memiliki usia. Pendapat sang ilmuwan Muslim di era kekhalifahan itu terbukti. Para Geolog modern akhirnya membuktikan pendapat itu dengan menyatakan usia Bumi diperkirakan sekitar 4,5 miliar (4,5x109) tahun.

Ilmuwan Muslim legendaris, Ibnu Sina (981-1037) juga turut memberi kontribusi yang amat penting bagi studi geologi. Avicenna – begitu masyarakat Barat biasa menyebutnya -- menamakan geologi sebagai Attabieyat. Dalam bab lima ensiklopedia berjudul Kitab al-Shifa, Ibnu Sina menjelaskan tentang mineralogi, meteorologi.

Selain itu, bab keenam Kitab Al-Shifa, juga mengupas berbagai hal tentang bumi dan proses pembentukannya. Secara rinci dan lugas, Ibnu Sina membahas tentang; pembentukan gunung; manfaat gunung dalam pembentukan awan: sumber-sumber air, asal muasal gempa bumi; pembentukan mineral-mineral; serta keanekaragamaan lahan tanah di bumi.

Pemikiran Ibnu Sina tentang geologi ternyata sangat berpengaruh terhadap peradaban Barat. Berkat jasa Avicenna-lah, masyarakat Barat kemudian mengenal hukum superposisi, konsep katastropisme (bencana besar) serta doktrin uniformitarianism. Buah pikir Ibnu Sina juga banyak mempengaruhi ilmuwan Barat bernama James Hutton dalam mencetuskan Teori Bumi pada abad ke-18 M.

Secara terang-terangan, dua akademisi Barat bernama Toulmin dan Goodfield (1965), menjelaskan sumbangsih yang diberika Ibnu Sina bagi studi geologi modern. “Sekitar abad ke-10 M, Avicenna telah melontarkan hipotesis tentang asal-muasal bentangan gunung. Padahal, 800 tahun kemudian, pemikiran seperti itu masih dianggap radikal di dunia Kristen,”” papar Toulim dan Goodfield.

Tak cuma itu, metodelogi ilmiah serta observasi lapangan yang dikembangkan Ibnu Sina hingga kini masih tetap menjadi bagian yang penting dalam investigasi geologi modern. Studi geologi juga sebenarnya secara lusa tercantum dalam Alquran. Dalam Surat Al-Hijr ayat 19 Allah SWT berfirman: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

Dalam Surat An-Nahl ayat 15, Sang Khalik juga berfirman: “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.” Ayat-ayat inilah yang kemungkinan memberi inspirasi bagi para ilmuwan Muslim untuk mengkaji studi geologi.

Sumbangan lainnya yang didedikasikan ilmuwan Muslim untuk studi geologi adalah penemuan kristalisasi dalam proses pemurnian. Terobosan penting yang dilakukan Jabir Ibnu Hayyan – saintis pada abad ke-8 M – itu sangat penting dalam kristallogi. Bapak Sejarah Sains, George Sarton menegaskan bahwa Jabir Ibnu Hayyan juga turut berkontribusi dalam geologi.

“Kami menemukan dalam tulisannya (Jabir) pandangan tentang metode penelitian kimia, sebuah teori pembentukan logam pada lapisan tanah, ” papar Sarton. Dalam risalah yang ditulisnya, papar Sarton, Jabir Ibnu Hayyan menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat enam logam yang berbeda, akibat adanya perbedaan perbandingan sulfur dan merkuri pada keenam jenis logam itu.

Bila kita simak secara teliti, studi geologi mendapat perhatian dalam Alquran. Selain banyak memaparkan tentang gunung, ayat suci Alquran juga membahas tentang tanah. Dalam surat Al-A'raaf ayat 58, Allah SWT berfirman, “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Dalam ayat lainnya, Alquran juga menjelaskan adanya kandungan penting dalam tanah. “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.” (QS:Thaahaa:ayat 6). Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 41, “Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi". hri


Sumbangsih Saintis Muslim bagi Geologi

Sejarah mencatat begitu banyak ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi di era keemasan Islam. Menurut Guru Besar Universitas Yordania, Prof Abdulkader M Abed, para saintis Islam itu mengkaji tema-tema khusus seperti mineral, batu-batuan serta permata. Sayangnya, kebanyakan risalah itu banyak yang hilang dan tak eksis lagi.

Berikut ini beberapa ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi:

* Yahya bin Masawaih (wafat 857 M): Dia menulis tentang permata dan kekayaannya.

* Al-Kindi (wafat 873 M): Menulis tiga risalah. Salah satu karyanya yang terbaik berjudul "Gems and the Likes".

* Al-Hasan Bin Ahmad al-Hamdani(334 H): Menulis tiga buku mengenai metode eksplorasi emas, perak, permata dan bahan mineral lainnya.

* Ikhwaan As-Safa (pertengahan abad ke-4 H): Menulis ensiklopedia yang berisi bagian-bagian minelar serta klasifikasinya.

* Abu Ar-Rayhan Mohammad Bin Ahmad al-Biruni: (wafat 1048 M): Adalah ahli minerallogi terhebat sepanjang seharah peradaban Islam. Selain menulis Book of Coordinates, dia juga menyusun buku berjudul Al-Jamhir fi Ma'rifatil Al-Jawahir. Yang mengupas tentang cara mengenali permata. Buku itu dinilai sebagai kontribusi terbaik yang disumbangkan perdaban Islam bagi studi minerallogi.

* Ahmad Bin Yousef Al-Tifashi: Ia menulis kitab Azhar Al-Afkar fi Jawahir Al-Ahjar yang berisi tentang cara mengenali batu-batu mulia.

* Mohammad Bin Ibrahim Ibnu Al-Akfani (wafat 1348A): menulis buku berjudul Nukhab Al-Thakhair fi Ahwaal Al-Jawahir. Mengupas karakteristik batu-batu mulia. hri


Mineralogi di Era Kekhalifahan

Para ilmuwan Muslim di abad ke-10 hingga 11 M banyak menaruh perhatian untuk meneliti dan menulis risalah tentang mineralogi. Studi mineralogi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari geologi. Sebab, mineralogi merupakan cabang geologi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika dari mineral.

Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral. Sekitar 10 abad yang lalu, para saintis Muslim sudah mampu mengidentifikasi beragam jenis mineral. Mereka mendedikasikan dirinya untuk mempelajari mineral. Al-Biruni dikenal sebagai pakar mineralogi Muslim yang paling hebat dalam sejarah peradaban Islam.

Di zaman itu, para ilmuwan Islam sudah mampu menjelaskan komposisi kimia dan struktur kristal. Batu permata dan batu mulia dinilai para ilmuwan Muslim sebagai jenis mineral yang khusus. Intan, batu nilam, jamrud serta yang lainnya digolongkan ke dalam mineral. Sejak zaman dahulu batu-batu mulia itu menjadi lambang kemewahan raja-raja dan para wanita.

Sumbangan peradaban Islam dalam bidang mineralogi tak lepas dari keberhasilan umat Islam menguasai wilayah-wilayah penting seperti Mesir, Mesopotamia, India dan Romawi. Peradaban wilayah itu sebelumnya juga telah mengenal beragam jenis mineral, batu mulia, dan permata. Karya-karya terdahulu itu lalu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan Muslim.

(http://www.republika.co.id/koran/36/61774/Geologi_dalam_Peradaban_Islam)

Rabu, 01 Juli 2009

Kriteria pemimpin menurut Islam

Detik – detik menuju hari H pemilihan pemimpin (presiden) kian dekat. Sebagian calon pemilih sudah menentukan siapa calon pemimpin pilihannya, tapi masih banyak juga yang masih bingung. Selain itu, banyak juga yang memilih untuk tidak memilih, baik karena kemauan sendiri maupun karena keadaan yang membuat mereka tidak bisa memilih. Memilih memang bukan perkara mudah, apalagi kalau mungkin pilihan yang diberikan tidak ada yang sesuai dengan hati nurani. Sebagian mengatakan kalau pilihan yang ada merupakan yang terbaik, jadi memilih yang paling baik dari yang baik. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya, memilih yang paling sedikit jeleknya dari yang jelek. Apapun alasannya, kita tetap butuh pemimpin, apalagi negara sebesar ini, kalau tidak ada pemimpin, tentu akan kacau balau. Mudah – mudahan pemimpin yang terpilih merupakan pemimpin yang cerdas, jujur, amanah sehingga bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik.

Walaupun sistem pemerintahan dan negara kita belum sepenuhnya sesuai dengan Islam, tetapi tentu saja kita menginginkan pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan Allah dan Rasululloh. Berikut adalah kriteria pemimpin menurut Islam, berdasarkan Alqur’an dan Assunah (Dikutip dengan berbagai tambahan dari majalah “FATAWA”)

1.Beriman dan bertaqwa kepada Allah

“Janganlah orang – orang mukmin mengambil orang – orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang – orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allahkecuali karena (siasat) memelihara diri dari suatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)”. (QS.Ali Imran : 28)

2.Berilmu
Ilmu penting dimiliki karena dengan ilmu seorang pemimpin bisa mengeluarkan ijtihad dan solusi dalam menyelesaikan masalah umat agar tidak terjadi kedzaliman.
“............. sesungguhnya Alloh telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa......... (QS.Albaqarah : 247)

3.Memiliki kekuatan fisik dan mental (sehat jasmani dan rohani)

Dengan sehat jasmani dan rohani seorang pemimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan bisa mengetahui dengan jelas kebutuhan rakyat.
Sesungguhnya orang yang paling baik engkau tugaskan adalah yang kuat”.... (QS. Al-Qashash : 26)

4.Bersikap adil, jujur dan dapat dipercaya

Pemimpin adalah teladan bagi rakyat sehingga dituntut seorang yang jauh dari sifat zhalim dan suka bermaksiat. Keadilan hanya bisa diperoleh dari pemimpin yang adil, jujur dan terpercaya. Sifat terpercaya berkaitan dengan kemampuan mengendalikan diri, tidak menyelewengkan jabatan untuk mencari keuntungan secara tidak sah.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, supaya menetapkan dengan adil”. (QS.Annisa : 59)
Orang yang bakal paling dikasihi oleh Allah dan yang paling dekat disisiNya kelak pada hari berhisab ialah pemimpin yang adil, dan orang yang bakal dibenci Alloh pada hari berhisab dan bakal menerima siksa adzab yang sangat pedih adalah para pemimpin yang zhalim”. (HR.Tirmidzi).

5.Konsekuen memikul tanggung jawab
Maksudnya adalah melaksanakan aturan – aturan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang dibuat. Tentunya peraturan yang dibuat itu berpihak kepada kebaikan rakyat dan tidak bertentangan dengan hukum Alloh dan rasul-Nya.

6.Tegas dan menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar
Semoga Allah melindungimu dari pemimpin yang bodoh!. Ka’ab bertanya, “Siapakah pemimpin yang bodoh itu, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, ‘Yaitu para pemimpin sesudahku yang tidak mau mengambil petunjukku, tidak pula mau menetapkan ajaranku. Barangsiapa membenarkanperilaku pemimpin tersebut dengan segala kebohongannya dan membantu perilaku zhalimnya, maka mereka bukan termasuk umatku dan aku bukan termasuk golongan mereka. Dan kelak mereka tidak akan pernah mencicipi haudh (telagaku). Sementara yang tidak membenarkan segala kebohongan yang diperbuat pemimpin tersebut dan tidak pula membantu perilaku zhalimnya, maka mereka termasuk umatku dan akupun termasuk golongannya. Kelak mereka akan meminum air telagaku. (HR. Muslim)

Uraian di atas mungkin sebuah kriteria ideal suatu calon pemimpin. Mungkin saat ini tidak ada calon pemimpin yang benar – benar ideal, tapi paling tidak mendekati, dengan kata lain harus memenuhi hal – hal yang paling mendasar dari kriteria – kriteria di atas. Selain itu, sebenarnya kepemimpinan bukanlah merupakan sesuatu hal yang harus diperebutkan, melainkan suatu amanah yang sebenarnya berat untuk dipikul. Kita mungkin sudah pernah baca sejarah setelah rasullullah wafat. Para sahabat ketika itu tidak saling berebut untuk menjadi pemimpin, bahkan mereka saling memberikan atau menyerahkan kepemimpinan kepada sahabat yang lain, karena mereka merasa sahabat yang lain lebih mampu untuk memegang tampuk kepemimpinan setelah rasullullah. Hal ini sesuai dengan sabda nabi kita :
Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan”. (HR.Muslim)
Nah, sudah jelas kan kriteria calon pemimpin menurut Islam? Jadi apakah ada calon2 presiden kita yang memenuhi atau paling tidak mendekati??? Jawaban ada ditangan anda..... (^_^)

Senin, 15 Juni 2009

Jika hasil akhir adalah tujuan utama..

Dalam setiap melakukan pekerjaan, apapun itu setiap orang pasti menginginkan hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan ada yang dengan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hasil tersebut. Jarang orang yang bisa belajar dari sebuah proses, baik proses yang berujung kepada kegagalan, maupun proses yang berujung pada keberhasilan. Seorang motivator, Satria Hadi Lubis (SHL) mengatakan dalam bukunya : “Sukses bukanlah hasil, sukses adalah proses menuju keberhasilan”. Jadi sebenarnya apapun hasilnya, baik gagal maupun berhasil bisa merupakan sebuah kesuksesan, tergantung bagaimana kita bisa belajar dari proses untuk mencapai hasil itu.

Beberapa hari ini aku melihat suatu pemandangan kontras dari siswa SMA kelas 3 yang melihat pengumuman UAN. Di satu sisi sebagian siswa/siswi bersedih, menangis bahkan beberapa ada yang pingsan karena dinyatakan tidak lulus UAN, namun disisi lain banyak siswa yang bersorak sorai, mengecat pakaian, wajah, rambut, dsb karena lulus UAN. Mungkin bagi yang tidak lulus UAN, dunia ini seolah2 berakhir, masa depan sepertinya suram dan sebagainya, sedangkan bagi yang lulus UAN seolah-olah semuanya telah selesai, padahal jalan masih panjang dan berliku, penuh onak dan duri, hi...hi...hi.... lebay!

Memang wajar jika kita bersedih atau kecewa karena gagal, tapi bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari kegagalan itu. Tidak ada orang yang tidak pernah gagal, katanya orang yang sukses itu bukan orang yang tidak pernah gagal, tapi orang yang bisa bangkit dari kegagalan. Terdengar klise dan mudah memang, tapi sulit dilakukan, apalagi jika rasa optimis sudah hilang.

Fenomena – fenomena yang terjadi setelah pengumuman kelulusan UAN setiap tahun rasanya hampir sama. Bagi yang tidak lulus ada yang menangis meraung -raung, pingsan, bahkan ada yang bunuh diri, bagi yang lulus ada yang bergembira dengan berlebihan, bersorak sorai, mengecat tubuh dan pakaian, konvoi kendaraan bermotor, dsb. Namun bagi yang tidak lulus sepertinya juga masih ada yang bersikap tabah, sabar dan mengambil pelajaran dari ketidaklulusannya, sedangkan bagi yang lulus menyikapinya dengan penuh rasa syukur dan biasa-biasa aja, seperti aku dulu, he...he...he.....

Mungkin inilah salah satu contoh dari pernyataan jika hasil akhir merupakan tujuan utama, akibatnya jika gagal akan merasa terpukul dan depresi, sebaliknya jika berhasil akan merayakan dengan euforia secara berlebihan...
Bagi adik2 yang belum lulus UAN, sabar, jangan rendah diri, dunia ini belum berakhir, masih ada kesempatan2 lain yang mungkin lebih baik, tetap optimis! Sedangkan bagi yang lulus UAN, segalanya belum berakhir, masih panjang jalan kita, terus berusaha. Buat diriku sendiri, SEMANGAT...SEMANGAT...SEMANGAT...!!! Emang susah memotivasi diri sendiri, mungkin lebih mudah memang memotivasi orang lain. (^_^)..

Mari kita ambil pelajaran dari proses yang telah kita lakukan, apapun hasilnya, itulah yang terbaik, asal kita bisa mengambil pelajaran dan tidak melakukan kesalahan yang sama... Chayoo everybody...!

Kamis, 30 April 2009

Masih perlukah UAN...???

Mumpung deket2 hari pendidikan ni, mo mengungkapkan sedikit unek – unek tentang pendidikan, terutama tentang Ujian Akhir Nasional (UAN).

UAN merupakan hal yang sudah berlalu bagiku, udah lama banget. Dulu aku cukup deg-degkan ketika menjelang UAN, terutama ketika UAN SD dan SMP (dulu namanya EBTANAS). Karena pada waktu itu selain pengen lulus, tapi juga pengen dapet NEM tinggi supaya waktu mau masuk SMP & SMA dapet sekolah unggulan/favorit. Tapi pas UAN SMA, cara menghadapinya beda. Saat itu aku lebih santai karena sudah tahu kalau buat masuk kuliah gak perlu NEM, yang penting lulus SPMB. Masih ingat pas malam2 UAN waktu itu, aku dan temen2 malah ngobrol & ngerumpi, maklum anak asrama jadinya ngumpul semua, sampai2 dimarahi guru. Sebagian besar temen2 waktu itu tidak punya target NEM yang tinggi, yang penting lulus, UAN dianggap sebagai try out SPMB. Kecuali beberapa temen yang punya niat tulus untuk dapat NEM tinggi supaya rata-rata NEM sekolahnya juga tinggi, he..he... Dan hasilnya pun kalau tidak bisa dibilang memuaskan ya tidak terlalu mengecewakanlah, tepatnya nilaiku waktu itu pas-pasan, he3...

Minggu – minggu ini merupakan minggu yang menentukan buat para pelajar kelas VI, IX dan XII. Ya, minggu2 ini merupakan minggunya UAN, ujian akhir nasional. UAN merupakan momok bagi sebagian pelajar, karena 3 kata inilah yang “menentukan masa depan” mereka. Sehingga ketika akan menghadapi UAN, banyak hal-hal yang dilakukan supaya lulus UAN. Ada yang belajar mati-matian, ada yang mengadakan doa dan dzikir bersama sampai nangis2, tapi ada juga yang santai - santai saja (karena sudah siap atau malah pasrah, he3...), bahkan mungkin ada juga yang mendatangi paranormal alias dukun supaya dapat mantra lulus ujian seperti yang dilakukan Mahar cs. dalam novel Laskar Pelangi, ha..ha.... Yang jelas apapun akan dilakukan asal LULUS UAN, seolah – olah dengan UAN merupakan standar kesuksesan seorang siswa.

Beragam polah dalam “persiapan” untuk menghadapi UAN, beragam tingkah polah juga ketika hasil UAN sudah diketahui. Bagi yang lulus, ada yang bersyukur, ada yang biasa – biasa aja, tapi ada juga yang sangat emosional, mulai dari menangis sampai melakukan tindakan – tindakan bodoh seperti corat – coret pakaian, muka, rambut, terus konvoi dengan kendaraan bermotor, mengacaukan lalulintas dan tindakan2 merusak lainnya. Sedangkan bagi yang tidak lulus, ada yang menyikapi dengan sabar, tapi ada juga yang sangat emosional, mulai dari menangis, meraung-raung, pingsan, bahkan bagi yang tidak kuat iman ada juga yang melakukan aksi bunuh diri. Sangat memprihatinkan. Inikah profil pendidikan kita??? Hmm...

Banyak yang bilang kalau sistem pendidikan di Indonesia harus diubah, terutama masalah syarat kelulusan. Aku tidak terlalu mengetahui masalah sistem pendidikan, tapi menurutku syarat lulus SD,SMP dan SMA yang hanya ditentukan oleh nilai UAN sesuai standar tertentu, rasanya sangat tidak fair atau tidak adil. Ada siswa yang berprestasi seperti juara olimpiade sains tidak lulus karena nilai UANnya tidak memenuhi standar, ada juga yang sudah diterima di Perguruan Tinggi ternama harus menunda keinginan kuliahnya karena sebab yang sama. Kasihan sekali mereka, korban sistem.

Masalah-masalah yang timbul yang berhubungan dengan UAN juga sangat banyak. Mulai dari kecurangan2 sebelum, ketika dan sesudah UAN, korupsi, jual beli soal dan jawaban, dan sebagainya. Selain itu ada juga pengubahan nilai UAN karena sebab tertentu. Mengenai hal ini, aku jadi inget waktu setelah UAN dulu. Waktu itu ada istilah konversi nilai UAN, jadinya nilai UAN suatu sekolah dikurangi yang kemudian digunakan untuk menambah nilai di sekolah lain supaya siswanya lulus. Hal ini tentu saja menimbulkan protes, waktu itu temen-temenku mengajukan protes bahkan sampai ke DPRD, tapi hasilnya nihil, mungkin karena nilainya sudah tertulis di ijazah atau karena alasan lain. Waktu itu aku tidak terlalu tahu persis bagaimana kejadiaanya, karena waktu itu aku sudah merantau ke ngayogyokarto. Sekali lagi, inikah profil pendidikan kita??? Hmm...

So, masih perlukah UAN dilaksanakan??? Haruskah sistem pendidikan kita dirubah??? Bagi para pakar pendidikan atau calon pakar pendidikan, jawab ya!!! He..he... PEACE!!! (^_^)

Sabtu, 11 April 2009

About Obama again...

Beberapa bulan lalu, aku menuliskan sesuatu tentang Obama di blog ini. Isinya kurang lebih mengenai “keherananku” terhadap sikap beberapa rakyat Indonesia yang “tiba – tiba” menjadi pengagum Obama, menjadi sok akrab dengan Obama dan sebagainya. Mungkin memang sangat subjektif, tapi menurutku ada benarnya. Obama dianggap bisa menyelesaikan semua masalah, terutama Islam dengan barat, inilah harapan sebagian tokoh dan rakyat dunia. Bagaimanapun juga Obama tetaplah Obama, Amerika tetaplah Amerika, yang dalam waktu dekat ini menurutku sangat sulit “bersahabat” dengan bangsa Islam. Tidak selayaknya umat Islam berharap pada tokoh seperti Obama. Ini bukan masalah suka atau tidak suka, tapi lebih prinsipil lagi...

Berikut salah satu artikel yang menunjukkan siapa sebenarnya Obama. masih banyak artikel2 sejenis yang dapat dilihat di website ini. www.eramuslim.com.

Gaza: Kebohongan Pertama Obama
Bom dan rudal Israel yang terus menggempur langit Gaza sebenarnya bukan hanya kematian dan terror terhadap rakyat Palestina di tahun 2009 ini, tapi juga merupakan sebuah kelanjutan dari rentetan peristiwa berdarah di masa lalu. Mulai dari tragedi Nakba yang terjadi mulai tahun 1948 sampai perang tahun 1967, invasi Israel ke Lebanon 1982 dan 2006, sampai holocaust di Jenin. Dan serangan Israel ke Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009 merupakan bentuk pertama Barack Obama, tentang bagaimana sebuah kebohongan dimulai.

Sebelum menduduki kekuasaannya di Gedung Putih, Obama harus menghadapi kenyataan bahwa puluhan dan bahkan ribuan orang di Kairo, Beirut, Amman, Doha, Paris, Athena , London, Berlin, Paris, Roma, Istanbul, Sydney dan ibokota negara lainnya turun ke jalan, dengan kemarahan yang sama terhadap AS. Tidak seperti presiden AS lainnya yang setidaknya untuk basa-basi mengkritisi Israel. Obama diam seribu bahasa. Kalimat pendeknya, “Tewasnya warga sipil Gaza merupakan sumber dari perhatian kita,’ ujar Obama. Lalu, Obama dicerca dan dipandang hina dina,dan dikritik habis-habisan oleh hampir semua orang dan media di negeri itu.

Yang paling buruk adalah komentarnya ketika ia berkampanye di Sderot Juli 2008 silam, “Jika ada yang menghujani roket ke rumah saya, dan ketika itu kedua orang puteri saya tengah tertidur, saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk menghentikan mereka.”,ucap Obama. Ucapan ini diartikan sebagai lampu hijau dari Obama bagi Israel untuk melakukan pembantaian di Gaza. Lewat Hillay Clinton—Menteri Luar Negeri AS yang akan datang—Obama mengatakan, “Saya mengerti dan sangat bersimpati terhadap niat Israel dalam mempertahankan diri dalam situasi seperti ini”. Banyak pengamat memprediksi bahwa inilah potret sejati dari sang presiden AS yang baru. Ia tak lebih merupakan 'pion' baru Zionis-Israel. Apalagi, pos-pos strategis di pemerintahan diserahkan kepada tokoh Yahudi, yang dulu duduk di kabinet Bill Clinton, termasuk Lawrence Summer, yang menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (NEC).

Namun, jika Obama bermaksud untuk mempertahankan kepercayaan pemilihnya, bahwa kepemimpinannya adalah perubahan besar untuk AS dan dunia, dia harus mampu membuat AS meyakinkan dunia. Obama harus memberikan sinyal dan perintah tegas, kekejaman Israel harus dihentikan. Dia harus berbicara jujur bahwa sejarah bangsa Yahudi hanya selalu menciptakan permusuhan dan pembunuhan. Dan, nampaknya Obama akan menjadi 'pion' baru Zionis-Israel, yang akan ikut menciptakan kekacauan baru di dunia.

Minggu, 29 Maret 2009

Jangan Pernah Berubah

Jangan pernah berubah... Ini bukan ikut – ikutan judul lagu yang lagi hits sekarang, karena kebetulan ku tak suka lagu ini, he3.... Kalimat ini mungkin bisa dikatakan sebuah “pemaksaan” kehendak, karena pada hakikatnya sesuatu itu berubah, baik itu berubah dari segi fisik maupun nonfisik. Perubahan adakalanya disebabkan oleh sesuatu yang masuk akal dan pasti, namun adakalanya perubahan disebabkan oleh sesuatu yang tidak masuk akal atau bahkan berubah tanpa sebab.

Manusia pasti berubah. Berubah dari segi fisik, mental, pola pikir, dsb. Perubahan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Berbagai macam reaksi setiap orang terhadap perubahan dirinya, ada yang senang, ada yang biasa – biasa saja, namun ada juga yang sedih, takut, khawatir, dsb.

Selain perubahan fisik, perubahan nonfisik bisa juga terjadi. Misalnya perubahan sikap, yang tadinya baik jadi jahat, dsb. Kini, aku juga mengalami perubahan sikap, tepatnya persepsi. Persepsiku tentang “sesuatu” kini berubah. Dulu aku sangat kagum, salut, respek, dan lain sebagainya, pokoknya yang baik2lah, ibaratnya gak ada yang cacat dengan dia. Tapi sekarang, rasa kagum, salut, respek, dsb berkurang, walaupun tidak sampai habis. Kenapa ya ??? “sesuatu” itu telah mengecewakanku, baik sengaja ataupun tidak, yang jelas sesuatu itu telah membuatku terluka, cie...cie....., he3.... Yah, mungkin sesuatu itu tidak sadar , tidak tahu atau tidak mau tahu tentang apa yang kurasakan. He3.... Mungkin juga aku terlalu berharap lebih terhadap sesuatu itu, sehingga ketika harapanku tidak terwujud, aku jadi kecewa berat. Yah, terlalu banyak berharap memang mudah membuat kita kecewa...

Ya sudahlah, ngapain juga terlalu mikirin sesuatu itu, yang belum tentu mikirin aku. Mungkin benar juga ungkapan ini “jangan terlalu membenci sesuatu, karena mungkin suatu saat kamu akan mencintainya, dan jangan terlalu mencintai sesuatu, karena mungkin suatu saat kamu akan membencinya”. Biasa – biasa ajalah...

Tetaplah berbuat baik pada siapapun, meskipun sikap orang itu padamu berubah. So, mudah-mudahan aku akan selalu berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Aamiin....

Rabu, 04 Maret 2009

Indonesia butuh berapa presiden???

Bagaikan jamur di musim penghujan, yang semakin tumbuh subur atau tumbuh tunas-tunas baru. Itulah gambaran dunia politik di Indonesia saat ini. Tahun lalu, banyak partai didirikan, bahkan sampai ratusan jumlahnya dengan latar belakang dan tujuan tertentu, meskipun yang berhasil ikut pemilu “hanya” 30an plus partai lokal. Inilah jaman yang disebut kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, dsb. Jadi, semua seolah-olah memang bebas. Tidak setuju dengan suatu kelompok, lalu buat kelompok sendiri, tidak setuju dengan suatu partai, buat partai sendiri, dst. Salahkah yang demikian itu??? Mungkin tidak salah, tapi bagaimana kalau hal ini terjadi terus??? Seolah-olah bangsa ini tidak bisa bersatu, mudah dipecah-pecah. Ketika ada masalah, bukannya bermusyawarah untuk menyelesaikan, tetapi malah keluar dari masalah.

Tahun ini, ketika pemilu legislatif semakin dekat, yang muncul adalah orang-orang yang mengaku mampu memimpin negara ini, mampu menjadi Presiden Republik Indonesia. Mungkin saking banyaknya orang pintar (atau sebaliknya), sampai-sampai orang yang mampu atau mengaku mampu menjadi presiden jumlahnya banyak sekali. Mereka berasal hampir dari semua kalangan, dari politisi, pejabat, artis, tokoh masyarakat, pengusaha, akademisi, dsb. Tentu saja masing – masing merasa punya “kekuatan” untuk jadi presiden, mulai dari kekuasaan, nama besar orang tua, kepopuleran, kekayaan,dsb. Mereka merasa dengan semua yang mereka miliki, mereka “mampu” untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Padahal,bangsa ini tidak butuh orang yang merasa atau mengaku-ngaku mampu, tapi butuh orang yang benar-benar mampu. Bangsa ini adalah bangsa yang besar, butuh orang “besar”, bangsa ini bangsa yang kaya, butuh orang yang “kaya”, dsb.

Kedua fenomena di atas, bagi sebagian orang (atau mungkin kebanyakan) adalah fenomena biasa dalam iklim demokrasi. Ah, lagi-lagi demokrasi jadi alasan. Kalau ada perang pendapat, alasan demokrasi, kalau ada demonstrasi (rusuh), alasan demokrasi, kalau ada perpecahan, alasan demokrasi. Seolah-olah demokrasi menjadi pembenaran dari semua masalah. Atau jangan-jangan demokrasi merupakan akar dari semua masalah??? Au ah... Yang jelas, dengan banyaknya partai atau calon presiden, dampak yang sekarang timbul adalah kebingungan masyarakat, terutama masyarakat kecil. Kasarnya, mereka belum terlalu cerdas untuk memilih mana yang terbaik, atau kalau memang tidak ada yang terbaik, yang kejelekannya paling sedikit. Masyarakat bingung. Meskipun ada tokoh nasional yang mengatakan kalau semakin banyak calon, maka akan semakin banyak pilihan. Pernyataan yang menurutku salah kaprah. Semakin banyak calon akan semakin bingung untuk memilih, karena yang dipilih hanya 1, kecuali kalau yang dipilih lebih dari 1, mungkin pernyataan beliau ada benarnya. Walaupun pada dasarnya beliau-beliau perlu diapresiasi karena “ingin” mengabdi pada negara dan memajukan bangsa ini. Mudah2an niatnya benar-benar tulus. Tapi, untuk memajukan bangsa haruskah jadi presiden???

Kembali kepada banyaknya calon presiden (meskipun masih bakal calon). Semua calon merasa mampu untuk memajukan Indonesia, mampu membawa Indonesia kepada kesejahteraan, kejayaan dan kemakmuran. Mungkin mereka tidak membaca sejarah, bagaimana zaman keemasan suatu bangsa atau pemerintahan untuk dijadikan contoh atau suri tauladan. Dalam Islam, tentu saja dimulai zaman Rosululloh, sahabat dan beberapa generasi setelahnya. Pada zaman itu, Islam ada pada masa kejayaan. Dan sepertinya pada zaman itu tidak ada pemimpin yang merasa atau mengaku-ngaku mampu seperti sekarang. Setelah Rasululloh wafat, para sahabat tidak merasa mampu memimpin atau berebut kekuasaan, bahkan mereka saling ingin memberikan kekuasaan, meskipun mungkin sebenarnya masing-masing dari mereka mampu. Rasululloh juga pernah bersabda yang artinya “ Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR.Muslim)”. Nah lo...

Mungkin hal ini hanya pendapat orang yang awam dengan dunia politik dan mungkin terkesan sangat subjektif. Ah, politik. Jadi inget lirik lagu Bang Iwan Fals :

Dunia politik penuh dengan intrik
Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah
Seperti orang pacaran
Kalau nggak nyubit ngGak asyik

Dunia politik penuh dengan intrik
Kilik sana kilik sini itu sudah wajar
Seperti orang adu jangkrik
Kalau nggak ngilik ngGak asyik
Rakyat nonton jadi supporter
Kasih semangat jagoannya
Walau tau jagoannya ngibul
Walau tau dapur nggak ngebul

Dunia politik dunia bintang
Dunia hura hura para binatang
Berjoget dengan asik

Dunia politik punya hukum sendiri
Colong sana colong sini atau colong colongan
Seperti orang nyolong mangga
Kalau nggak nyolong ngGak asyik

Rakyat lugu kena getahnya
Buah mangga entah kemana
Tinggal biji tinggal kulitnya
Tinggal mimpi ambil hikmahnya

Dunia politik dunia bintang
Dunia pesta pora para binatang
Asik ngGak asyik

Dunia politik memang asik nggak asik
Kadang asik kadang enggak disitu yang asik (katanya)
Seperti orang main catur
Kalau nggak ngatur ngGak asyik

Pion bingung nggak bisa mundur
Pion pion nggak mungkin kabur
Menteri, luncur, kuda dan benteng
Galaknya melebihi raja

Raja tenang gerak selangkah…
sambil menyematkan hadiah

Asik ngGak asyik (asik lagi! asyik tau!…)
Asik ngGak asyik (orang udah dibilang asyik)
Asik ngGak asyik (asik tau!…)
Asik ngGak asyik (guwa bilang juga apa: asik ngGak…)
(Asyik nggak asyik, by : Iwan Fals)

Rabu, 18 Februari 2009

Bingung Tentang Dia

Dimalam nan sunyi, diiringi senandung lawas nan indah anugrah terindah yang pernah kumiliki, buat aku tersenyum,yogyakarta,dll., aku menarikan jari-jariku di atas keyboard nan lembut untuk merangkai kata sehingga bermakna. Entah kenapa sekarang aku lebih suka lagu2 lawas, diantaranya lagu2na Sheila On 7, Kla Project, dibanding lagu2 dari band2 sekarang, yang kesannya hampir “sama semua”, gak punya ciri khas. Loh,kok malah jadi ngomongin lagu sih, jadi gak nyambung deh, he2... Kali ini aku ingin menuliskan “sesuatu”, sebut saja sesuatu itu “dia”.

Hmm.... tentang “dia”. Beberapa tahun lalu, aku diberi kesempatan untuk “berkenalan” dengan dia. Perkenalanku dengan dia cukup singkat, bahkan mungkin sangat singkat. Berawal dari ketidaksengajaan, melalui seorang teman yang secara juga tidak langsung memperkenalkan, akhirnya aku “mengenal” dia. Walaupun singkat, pada waktu itu dia begitu membuatku terpesona, citranya begitu baik, bisa dikatakan tidak ada cacat. Sempurna. Begitulah kira-kira. Mungkin kekurangannya tertutupi oleh kekagumanku yang “berlebihan”. Sebelum mengenalnya, aku bingung untuk memilih, sepertinya banyak yang lebih baik darinya. Namun setelah mengenalnya, akhirnya aku memutuskan bahwa dialah yang terbaik. Aku tidak tahu, apakah keputusanku pada waktu itu tepat, mudah-mudahan saja.

Setelah beberapa tahun berjalan, hubunganku dengan dia biasa-biasa saja, dibilang dekat ya tidak, jauh juga tidak. Yang jelas, sampai saat ini secara umum dia belum pernah membuatku kecewa. Kata orang, dia masih seperti dulu, masih baik, bahkan lebih baik. Tapi ada juga yang bilang sebaliknya. Penilaian orang emang beda-beda, tergantung dari sisi mana mereka menilai, untuk tujuan apa mereka menilai,dsb. Salah satu teman baikku juga sering berusaha untuk semakin mendekatkan aku dengan dia. Ah,ada-ada saja temanku itu, he2...

Saat ini, aku cukup bingung. Apakah aku harus memilih dia? Apakah dia memang yang terbaik? Atau dia “cuma” merupakan yang terbaik dari yang buruk? Ah, seandainya saja tidak harus memilih. Tapi,kata orang bukankah kalau tidak memilih itu berdosa? Ah,masak sih berdosa? Itu kan “cuma” kata sebagian orang... Bingung...

Hmm... kalian mungkin berpikir, siapakah sebenarnya “dia”? Yang jelas, dia bukanlah seorang wanita, apalagi pria. Kesimpulannya dia bukanlah manusia, tapi bukan juga harta atau benda. Jadi apa dong??? Rahasia, he2.... terserah, penafsiran masing-masing.

Minggu, 08 Februari 2009

Valentine day

Pertengahan bulan februari, tepatnya tanggal 14 merupakan hari yang ditunggu-tunggu bagi sebagian orang, katanya hari ini merupakan hari yang “spesial” untuk bersayang-sayangan, sehingga hari ini di kenal dengan nama hari kasih sayang atau hari valentine. Berbagai macam persiapan tentunya sudah dirancang dengan sebaik mungkin, mulai merencanakan tempat untuk merayakan, busana, sampai bingkisan untuk orang yang disayang. Lalu,apakah hari ini emang harus & boleh dirayakan? Kenapa namanya harus “valentine”? kenapa juga harus tanggal 14 februari?

Secara pribadi, aku tidak pernah menganggap hari ini merupakan hari yang spesial untuk dirayakan. Bahkan jujur, aku belum terlalu lama mengetahui kalau ada hari yang “istimewa” di bulan februari, tepatnya tanggal 14 yang diberi nama “hari valentine”. Aku baru tahu kalau ada hari valentine tu kira2 pas SMA, sebelumnya sama sekali nggak tahu, maklumlah......., he2... tapi aku nggak merasa rugi kok kalau baru tahu ada hari kasih sayang, bahkan kalau sama sekali nggak tahu pun nggak apa2. Menurutku, tanggal 14 februari bukan tanggal yang istimewa, nggak ada dengan tanggal-tanggal lainnya sepanjang tahun, kecuali tanggal pas hari raya (yang ini pastilah istimewa, he2...).

Aku rasa udah banyak yang tahu mengenai hari valentine berikut sejarahnya. Tapi nggak ada salahnya kalau ada yang mau baca lagi. Ini ada link website yang bisa dikunjungi.

http://www.alislamu.com/index.php?Itemid=10&id=42&option=com_content&task=view

Setelah membaca sejarah tentang valentine day, gimana??? Masih juga mau merayakannya??? Mendingan gak usah deh, biarin dibilangin nggak gaul, daripada ikut2an budaya yang nggak jelas & nggak banget buat kita,he2.... setiap hari kan kita memang harus saling menyayangi, jadi gak perlu merayakan hari kasih sayang..., oce????

Rabu, 21 Januari 2009

Demam Obama


Beberapa bulan terakhir ini dunia diramaikan oleh kehadiran seorang tokoh yang mungkin bisa dibilang “mengejutkan”, karena tokoh ini merupakan kaum minoritas dinegaranya tapi bisa unggul dalam suatu pemilihan. Ya, tokoh ini bernama Barack Husein Obama, atau lebih dikenal dengan Barack Obama. Tokoh ini mungkin merupakan capres yang paling “menyibukkan” seluruh dunia, hampir tiap gerak-geriknya selalu menjadi perhatian dunia, termasuk indonesia. Harapan-harapan yang ditujukan pada Obama pun sangat banyak, Obama dinilai bisa membawa angin perubahan terhadap kebijakan2 USA yang sebelumnya dikenal sangat radikal alias mau menang sendiri. Hmmm..... mdh2an saja.

Di mata sebagian orang Indonesia, Obama punya nilai tersendiri, hal ini mungkin dikarenakan Obama pernah tinggal di Indonesia beberapa tahun ketika masih SD. Teman-teman masa kecil Obama pun mendadak jadi “sok akrab” dan dengan suka rela menjadi tim sukses Obama.

Ini sedikit pandanganku mengenai Barack Obama (mungkin sangat subjektif), he2.....
Pada dasarnya mengidolakan seseorang adalah hak masing – masing orang. Tapi kayanya aku sedikit heran, kenapa tiba-tiba orang Indonesia jadi latah mengidolakan sosok “Barack Husein Obama”, terlepas karena mereka memang berharap banyak terhadap kebijakan-kebijakan Obama, tapi apakah mereka sebenarnya sudah tau siapa “sebenarnya” Obama itu? Termasuk juga stasiun televisi Indonesia yang mengekspos habis-habisan mengenai Obama, bahkan tidak sedikit yang menayangkan siarang langsung acara pelantikannya. Hal ini tentu saja tidak berlaku bagi tokoh lain, atau bahkan pada saat pelantikan presiden Indonesia. . Kata kakak kelasku SMA, yang mengomentari stasiun2 TV di Indonesia dengan ungkapan “lebai”, ha...ha...ha..... setuju banget kak..!!!!

Aku pernah baca sebuah majalah, salah satu isinya adalah ulasan mengenai Obama. Panjang sekali ulasannya, intinya jangan terlalu berharap banyak terhadap Obama, tentunya dengan alasan-alasan dan fakta-fakta yang sudah ada. Hal yang menarik lainnya adalah bagaimana sikap Obama terhadap dunia Islam. Selama ini, dunia barat termasuk USA memandang sinis terhadap dunia Islam. Menurut mereka, Islam adalah ancaman, Islam adalah teroris dan pernyataan lainnya yang selalu memojokkan Islam, yang tentunya dugaan mereka itu sangat tidak benar atau hanya karena iri belaka. Lalu bagaimana dengan sikap Obama yang notabene keturunan muslim Kenya, bahkan namanya juga “berbau” Islam, yaitu “Husein”, walaupun jarang di pakai. Kemarin pagi, aku lihat petikan pidato pelantikan Obama. Salah satu yang aku ingat adalah pernyataannya tentang Israel. Kurang lebih dia bilang begini, “barang siapa yang menyakiti Israel, berarti menyakiti kita semua”. Kemudian disambut tepuk tangan masyarakat USA yang menyaksikan secara langsung. Dia juga sama sekali tidak menyinggung kebrutalan israel yang melakukan agresi ke palestina akhir-akhir ini. Selain itu juga banyak lagi pernyataanya yang intinya membantu Israel, seperti kerjasama dalam bidang militer, dsb. So, haruskah dunia Islam berharap pada sosok Barack “Husein” Obama??? Hmm....

Terus terang aku tidak mau ikut-ikutan latah mengidolakan dan berharap banyak terhadap Obama, selain karena memang belum tahu siapa “sebenarnya” Obama itu, tidak layak rasanya menggantungkan harapan pada orang lain, apalagi orang “seperti” Obama. Maaf,bukannya sentimen, tapi menurutku ini pandangan logis orang awam yang tidak mau sekedar ikut-ikutan, he2....

Menurutku, bangsa Indonesia tidak selayaknya berharap banyak terhadap orang lain, termasuk pada Barack Obama, karena bagaimanapun juga, yang menentukan keberhasilan kita itu ya kita sendiri, bukan orang lain. Banyak tokoh yang berharap banyak terhadap Obama, katanya jika Obama terpilih menjadi presiden USA, akan menjadi baik bagi hubungan Indonesia, dll. Selama ini indonesia memang “dikangkangi” USA. Mengenai hal ini aku jadi ingat kata-kata seorang Ustadz, kurang lebih beliau bilang begini, “Kita itu diperlakukan orang lain karena kita sendiri, kalau kita lemah kita di tindas, kalau kita bodoh kita ditipu,dsb”. Jadi, saat ini kalau kita diberlakukan semena-mena oleh bangsa lain ya karena kita sendiri. Kalau selama ini kita di tindas bangsa lain, ya karena sikap kita sendiri, bukan karena kehebatan bangsa lain.

Sikap berani ini sudah dilakukan oleh pemimpin Venezuela, Hugo Chavez, yang terang-terangan berani menentang Bush dan mengusir Israel dari negaranya. Dalam hal kemajuan, Venezuela juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia, sama-sama masih berkembang, ntah sampai kapan, dari dulu berkembang terus. Bedanya, mereka punya mental yang kuat dan berani. Dulu, Indonesia juga punya tokoh2 yang benar-benar berani, salah satunya adalah Bung Karno, yang berani melawan Amerika, Inggris dan negara2 besar lainnya. Beliau juga memeperkenalkan jargon “Ganyang Malaysia” pada waktu itu. Sekarang?????? Hmm.... jangankan sama negara besar, sama “saudara muda” aja nggak berani, beraninya cuma sama rakyat, he2..... Peace...!!!!!

Semalam,aku melihat tanggapan beberapa tokoh nasional seperti ketua MPR Hidayat Nur Wahid), ketua DPR (Agung Laksono)dan ketua PP Muhammadiyah (Din Syamsudin)mengenai Barack Obama. Intinya beliau-beliau itu kompakan meragukan sepak terjang Obama akan semakin baik terutama untuk dunia Islam dan jangan terlalu banyak berharap terhadap Obama. Nah, tokoh2 sekaliber mereka aja meragukan, kok mau2nya orang2 biasa mengidolakan dan menjadi suporternya Obama, aneh sekali. Selain itu, sebagian masyarakat timur tengah juga pesimis dan meragukan kalau Obama benar-benar akan menjalin hubungan dan membela dunia Islam dari ketidakadilan. Rakyat Palestina juga mengatakan, siapapun pemimpinnya, amerika tetaplah amerika yang akan selalu di belakang israel. Nah lo.... Jadi, masih maukah kita ikut-ikutan atau latah mengidolakan seseorang yang belum “benar-benar” kita kenal? Hati-hati lho....!!!!

So, sudah waktunya kita bangkit dengan usaha sendiri, jangan tergantung sama orang lain. “kita itu diperlakukan orang lain karena sikap kita sendiri”.

SEMANGATTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT...........!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jumat, 02 Januari 2009

Mo Nulis apa ya?????

Hmm.... bingung ni mo nulis apa. Di awal tahun blognya belum di update. terlalu banyak yang mo ditulis, jadinya gak tertuang deh tulisannya, he2....

Akhir tahun 2008 diwarnai peristiwa-peristiwa yang mengguncangkan dunia, yang paling menggemparkan tentu saja serangan la'natulloh yahudi israel ke bumi palestine. Dengan dalih menyerbu teroris HAMAS, mereka membabi buta menyerang dan membunuh warga termasuk wanita & anak2. Dasar keturunan babi dan kera, gak berperikemanusiaan. Semoga Alloh membalas perbuatan mereka dan rakyat palestina diberi kekuatan untuk melawannya. Umat Islam dunia.... BERSATULAH....!!!

Di Indonesia, tentu saja banyak peristiwa-peristiwa heboh, bangsa ini emang selalu banyak masalah. gak perlu disebutin satu2, kebanyakan. Ayo pemuda-pemudi Indonesia, bangkitlah...!!!!!!