Bencana Geologi, eh, salah, tepatnya bencana di jurusan geologi. Pada hari jum’at sore, 7 November sekitar jam 3an, Jogja yang pada awalnya panas dan cerah tiba-tiba menjadi mendung dan turun hujan sangat deras disertai angin kencang. Angin kencang ini cukup memporakporandakan apa yang di laluinya, seperti pohon, bangunan, dll. Trus apa hubungannya dengan bencana di jurusan geologi? Nah,angin kencang ini merubuhkan 3 pohon besar dilingkungan jurusan geologi. Yang jadi masalah, pohon ini menimpa parkiran dekat HMTG, tentu saja parkirannya langsung ambruk dan menimpa motor-motor yang di bawahnya. Tentu saja motor-motornya pada ‘cidera”, dari cidera ringan-berat. Kalau hanya tertimpa atap parkiran, kebanyakan Cuma cidera ringan, tapi kalau langsung tertimpa pohonnya atau kena tiang parkirannya, tentu saja cidera berat, bahkan mungkin nggak bisa hidup lagi alias perlu perawatan lebih lanjut supaya bisa digunakan lagi.
Sore itu, kami para mahasiswa, karyawan dan dosen melakukan gotong royong, yaitu menggotong puing-puing reruntuhan parkiran, trus memotong dahan pohon, juga menggotong motor-motor yang menjadi korban kedahsyatan angin ini. Walaupun sebenarnya kerjaannya berat, tapi karena dilakukan bersama-sama dengan semangat gotong royong, jadi terasa ringan dan cepat deh. Bersama kita bisa. Loh, kok jadi ikut2an SBY, he...he....
Memang luar biasa kekuatan angin ini. Ternyata bukan kampusku aja yang jadi korban, pohon di dekat rumah sakit sardjito juga tumbang sampai menutupi jalan. Trus warung-warung disekitarnya juga pada rusak. Selain itu, beberapa di tempat temenku juga luar biasa kekuatan anginnya, sampai-sampai mereka pada panik.
Oya, ternyata berita angin puting beliung yang di UGM dah menyebar kemana-mana lho, udah menasional, ceile.....bahkan banyak yang nanyain sama aku.
sedikit tentang angin puting beliung di ugm kemaren. copy paste dari situs ugm.
Pakar bencana UGM, Dr Sudibyakto, menegaskan bahwa bencana angin puting beliung yang menimpa kampus UGM pada jumat sore lalu memiliki kecepatan sebesar 70 hingga 80 km/jam yang bersifat lokal. Dan kemungkinan bencana ini akan berpotensi terjadi kembali dalam tiga bulan ke depan.
“Berdasarkan hasil pantauan dan hasil pengamatan citra satelit, maka bulan November, Desember hingga Januari, kemungkinan besar bisa terulang kembali,” kata Sudibyakto,
Munculnya angin putting beliung di UGM akibat pusat tekanan udara rendah atau low pression. Perbedaan tekanan udara yang rendah di sekitar kampus UGM dan tingkat pemanasan yang tidak sama antara wilayah UGM dengan wilayah yang lain sehingga menyebabkan kampus UGM sebagai pusat tekanan udara rendah.
Sementara banyaknya lahan yang rusak di kota-kota besar dan sedikinya daerah kawasan hijau menyebabkan terjadinya perbedaan suhu udara tersebut. Perbedaan suhu tersebut berkisar diantara dua sampai tiga derajat celcius.
“Suhu yang lebih tinggi ini akibat penggunaan lahan, polusi udara dan sebagainya maka daerah dengan tekanan udara menjadi lebih rendah, maka angin akan bertiup di wilayah tersebut. Selain putting beliung, bila terjadi hujan yang sifatnya konvergen, maka akan menimbulkan banjir,” tambahnya.
Sudibyakto menambahkan, ada faktor lain selain faktor yang sifatnya lokal, yakni faktor munculnya daerah konvergensi antar tropis, Inter Trophical Convergen Zone (ITCZ). Daerah konvergensi ini muncul mengikuti peredaran matahari. Di bulan November dan Desembar, posisi matahari berada di belahan bumi bagian selatan, artinya bumi menerima radisasi matahari dalam jumlah yang cukup besar. Radiasi ini akan mengakibatkan suhu meningkat, sehingga suhu udara juga meningkat dan terjadinya tekanan udara rendah.
“Gabungan dari faktor sifatnya regional dengan faktor yang sifatnya lokal yang sangat berpotensi menimbulkan angin putting beliung (thunder storm) dengan kecepatan 60-110 km per jam,” katanya.
Dalam tiga bulan ke depan, tambah Sudibyakto, potensi terjadi angin putting beliung dan badai dampak dari badai tropis yang datang dari arah benua Asutralia cukup besar. Beberapa daerah berpotensi terjadinya badai tropis yakni di daerah pesisir utara pulau Jawa, yakni, Brebes, Tegal, Kendal, Semarang, Bali dan Nusa Tenggara, sehingga berpotensi terkena banjir.
Sementara daerah yang kemungkinan berpotensi terkena ancaman angin puting beliung, terletak di daerah yang terletak di antara daerah perbukitan. Di Yogyakarta, disebutkan Sudibiyakto yang berpotensi terjadinya angin putting beliung diantaranya daerah Gunung Kidul, Kulon Progo, daerah sekitar Gunung Merapi, Klaten dan Boyolali.
“Daerah yang terletak di sekitar perbukitan ini rawan terhadap puting beliung akibat tekanan angin yang menuruni daerah lembah sehingga berpotensi terjadinya bencana puting beliung.
Pada umumnya angin puting beliung ini jelas Sudibiyakto bersifat merusak dengan kecepatan tinggi dan berputar, sehingga kecepatan putaran angin tersebut akan mengangkat apa yang ada di permukaan bumi. (http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1614)
Saat ini memang sudah memasuki musim penghujan. So, karena kita tinggal di negara yang “doyan” banget sama yang namanya bencana, kita harus waspada. Kenali gejalanya, pelajari bagaimana cara menyelamatkan diri,dll. Kalau bisa dicegah, berupayalah untuk bisa mencegahnya. Tapi kalau tidak bisa, ya karena tidak semua bencana bisa dicegah, seperti gempa, angin kencang kan nggak bisa dicegah, yang bisa kita lakukan adalah mencegah timbulnya korban, atau paling tidak menguranginya. Sebenarnya, bencana yang terjadi bagi seorang geologi adalah merupakan hal yang “biasa”. Biasa karena alam itu memang begitu, dari dulu bencana itu memang sudah ada. Tapi masalahnya adalah karena berhubungan dengan manusia, ini yang jadi tidak biasa alias harus memperhatikan dampak bencana itu kepada manusia. Kalau terjadi gempa sedahsyat apapun atau angin sekencang apapun, tapi di daerah yang tidak berpenghuni alias tidak ada manusianya, kan nggak akan jadi masalah to? So, yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya mencegah timbulnya korban atau paling tidak meminimalisirnya. Oce??? Gak sia-sia ni tahun kemaren ngambil kuliah GTL & GPW, he...he......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar