Sabtu, 18 Oktober 2008

Pelayanan Polisi

Setelah lebaran kemaren, aku mengalami pengalaman yang cukup unik, lucu tapi menjengkelkan juga. Pengalaman ini berhubungan dengan aparat, yaitu polisi. Eits...jangan salah sangka dulu, aku bukan maling ayam atau ketangkep judi togel lho...he...he...he.....

Begini ceritanya. Pada tanggal 7 oktober kemaren aku kehilangan SIM C. Untuk mengurus SIM yang baru, kata pak polisi harus mengurus surat kehilangan. Hari itu juga aku langsung mengurus surat kehilangan, karena bentar lagi aku mo balik ke jogja.

Di kantor polisi, aku dilayani oleh polisi yang masih muda, kira2 umur 27an, sebut aja namanya bang MP. Ketika masuk, beliau sedang menelpon, mungkin sama istri atau pacarnya, soalnya mesra banget bo....Ada masyarakat bukannya berhenti menelpon dan langsung melayani, tapi masih melanjutkan menelpon dan menyuruh aku untuk menunggu, sebentar katanya. Kekesalan pertama. Wah, enak banget ya jadi polisi, kerjanya cuma duduk-duduk, telponan, pokoke nyantai deh. Setelah beberapa menit, dia selese nelpon dan baru menanyakan kepentinganku datang ke kantor polisi. Akupun bilang bahwa kepentinganku datang untuk membuat surat kehilangan. Lalu dia pun mulai duduk di depan komputer untuk mengetik. Ditengah-tengah mengetik tiba-tiba dia menerima telpon. Pekerjaan mengetik pun ditinggalkan untuk menjawab telpon, dan ini berkali-kali, bahkan ada yang luamaaaaaaaaaa banget. Sampaai-sampai masak mengetik 1 halaman aja sampai setengah jam. Kekesalan kedua. Pada saat ini aku langsung memasang muka gak enak dan sebenarnya mau menegur polisi itu, tapi agak takut juga sih. Beginikah sikap polisi, yang katanya pelayan masyarakat tapi kok melayani dengan sangat buruk. Setelah selesai menelpon, dia pun melanjutkan pekerjaan mengetiknya lagi. Sebenarnya kalau aku gak sopan rasanya aku ingin menggantikan dia untuk mengetik biar cepat. Soale abang polisi ini mengetiknya luamaaaa banget, trus juga menurutku cara mengetik seperti ini bisa merusak keyboard. Mungkin karena abang tu kuat jadinya mengetiknya dengan sekuat tenaga, seperti ngetik pakai mesin tik. Pantesan aja keyboardnya aku lihat kok udah kaya gini, padahal kelihatannya komputernya baru...

Disinilah inti ceritanya. Pelayanan abang polisi yang buruk ini tiba-tiba menjadi sangat baik, setelah dia menanyakan statusku. Aku juga gak tau kenapa. Begini kurang lebih dialognya :

Polisi : kerja dimana bang?
Aku : masih kuliah
Polisi : Kuliah dimana?
Aku : Di jawa, di jogja.
Polisi : Di jogja dimana? UGM?
Aku : Iya.
Polisi : Wah,berarti orang pintar dong. Di UGM anaknya pintar-pintar kan???
Aku : Ah.... gak juga. (jadi GR ni, he2....)
Polisi : Iya tuh,pintar-pintar. Di UGM ceweknya cantik-cantik ya?
Aku : He...he...... (Masak sih..???)
Polisi : Emang kemaren SMAnya dimana?
Aku : Di Pekanbaru.
Polisi : Di SMA berapa?
Aku : SMA XXXX.
Polisi : Oo, yang di Kubang itu ya? Itu kan SMA favorit, siswanya pilihan,pintar-pintar kan? Ceweknya cantik-cantik dan pilihan kan???
Aku : No comment.
Polisi : Eh, minta nomor Hpnya dong...
Aku :Hah...???? (Kaget!!!!).
Polisi : Iya, minta nomor Hpnya, kan joko punya link sama SMA XXXX, trus mana tau besok abang ke jaawa kan...

Begitulah kurang lebih percakapan antara aku dan abang polisi,yang tadinya sangat buruk menjadi berubah 180 derajat. Kok bisa begini???? Meneketehe....!!!!
Kebetulan waktu aku mo bikin surat kehilangan itu udah sore dan ternyata printernya eror, so aku disuruh ke kantor lagi besoknya. Huh, udah jauh-jauh..!!! saat itu abang polisi yang udah berubah menjadi baik ini berkata. “besok aja datang kesini lagi Ko, tapi bukan abang lagi yang jaga/piket, teman abang yang jaga. Tapi kalau ada apa-apa, telpon aja abang, biar abang kesini yang urus”. Tambah kaget aja aku.....

Inilah salah satu potret aparat kita. Mereka yang menyebut dirinya sebagai pelayan masyarakat, ternyata belum sepenuhnya melayani masyarakat. Dengan kata lain mereka masih pilih-pilih, dilihat siapa orangnya dulu, jadi tidak semua orang diperlakukan sama.

Melihat kejadian diatas, Om yang menemaniku berkata bahwa mungkin polisi tadi jadi minder setelah tau dimana sekolah & kuliahku. Masak sih??? Sebenarnya sih aku gak ingin seperti ini, harapanku sih abang itu jadi baik ya karena dia sadar memang begini caranya melayani masyarakat, diperhatikan, bukan dicuekin kaya sebelumnya. Aku juga cerita peristiwa ini sama temen, kata dia juga mungkin polisinya jadi minder. Semoga saja tidak.

Buat pak polisi, anda diamanahi untuk melayani masyarakat, maka laksanakanlah amanat itu dengan sebaik-baiknya, jangan pilih-orang dalam melayani, perlakukan semua deangan baik, jangan hanya baik sama orang tertentu atau baik kalau ada maunya.
OKE COY...!!!!! (ngomongnya gaya Budi Anduk).

Tidak ada komentar: